Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Dua Cinta Bob Marley: Musik dan Sepakbola, Simbol Persatuan di Tengah Perpecahan



Oleh: Vikri Mahbub, Wartawan Beritabangsa.id. I SHOT the sheriff  (the sheriff) But I swear it was in self defense (no, no) Ooh, ooh, ooh (y...


Oleh: Vikri Mahbub, Wartawan Beritabangsa.id.

I SHOT the sheriff (the sheriff) But I swear it was in self defense (no, no) Ooh, ooh, ooh (yeah, I said)
I shot the sheriff (oh, Lord)
And they say it is a capital offense (oh now, yeah, Ooh, ooh, ooh (yeah, hear this).

Lirik lagu yang kemudian melegenda kepunyaan Robbert Nesta Marley, yang akrab sebagai Bob Marley bersama grup band-nya The Wailers saat lagu itu dinyanyikan di Tuff Gong, bangunan milik label rekaman Bob Marley and The Wailers. 

Secara bersamaan, Pada 1976 pukul 20.30, dua mobil Datsun putih berisi 7 atau 8 orang yang menenteng senapan mesin dan pistol. Mereka masuk ke ruangan, dan menembak serampangan.

Setelah penembakan terjadi, Marley dan beberapa orang lain bersembunyi di kamar mandi. Dalam kasus itu, Marley selamat dengan mengalami luka di dada dan tangan.

Selang setahun dari percobaan pembunuhan, ada kabar yang membuat banyak orang terhenyak. Marley terkena Melanoma, sejenis kanker kulit, yang tumbuh di bawah kuku jempol kakinya. Marley merahasiakan hal itu dari para penggemar. Ia mengaku perban yang membalut kakinya adalah untuk menutupi luka karena main sepak bola.

Dokter menyarankan Marley untuk amputasi. Tapi ia menolak. Penolakan itu bisa dibaca di salah satu buku biografi klasik Marley karya Timothy White, Catch a Fire: The Life of Bob Marley (2006).

"Rasta no abide amputation," ujarnya. Rastafari, kepercayaan yang dianut Marley, melarang amputasi. "Jah, de living God will heal me wit' de meditations of me ganja chalice, or he will tek me as a son inta His Kingdom." 

Bagi Marley, tak ada pilihan untuk amputasi. Pilihannya hanya dua. Jah, tuhan para pemeluk Rastafari, akan menyembuhkannya, atau Jah akan mengambil Marley.

Marley memang dikenal sebagai musisi yang tangguh dan pantang bilang tidak pada setiap aral, yang mendapat julukan Talawa, Tuff Gong: ia yang kuat dan tak kenal takut.

*Kondisi Lingkungan Sosial yang Keras*

Konflik besar Jamaika kala itu membawa pria kelahiran Nine Mile, Saint Ann, Jamaika itu tumbuh besar bersama kekerasan dan relasi sosial yang tak elok. Deretan penembakan terjadi di tengah kota Kingston.

Jamaika mencatat kekerasan politik sporadis berkembang menjadi peperangan perkotaan setelah serangkaian ledakan kekerasan. Pemberontakan Henry, insiden Coral Gardens, kerusuhan Anti Tiongkok pada 1965, hingga kerusuhan Rodney. 

Marley menyaksikan dimana dunia sedang tak baik-baik saja. Rentetan perang sipil terjadi lantaran politik yang tidak kondusif. Perang ideologi sayap kanan dan sayap kiri menjadi ajang validasi merebut keyakinan masyarakat. 

Marley dibesarkan di Trench Town, sebuah wilayah kumuh, keras, dan penuh ketimpangan sosial. Dari situ juga Marley belajar musik dan menikmati sepakbola. Dua hobi yang membawanya pada dimensi kedamaian batin yang tak ia rasakan di lingkungan sosialnya. 

Bahkan suatu ketika Marley bermain bersama anak-anaknya di lapangan dekat pantai yang kemudian mereka ditembaki oleh orang tak dikenal. Peluru yang untung saja tak mengenai siapapun. 

*Ambisi Perdamaian*

Marley dalam ambisi perdamaiannya pernah berujar ketika ucapan tidak lagi terdengar, mungkin musik bisa menyentuh hati. Lewat musik reggae, Marley mengajak dunia berjalan menuju perdamaian. Keyakinan itu ia dapati beriringan dengan hobinya yang membawa misi perdamaian. 

Kingston, Jamaika, tempat dimana Marley dibesarkan, sepak bola dan musik menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupannya di masa kecil yang nyaris setiap waktu harus berkutat dengan kesusahan.

"Saya suka musik sebelum saya menyukai sepak bola. Jika saya suka sepak bola terlebih dulu, mungkin itu agak berbahaya karena sepak bola sangat ganas. Jika seorang pria mentackle anda dengan keras, itu akan membawa pada peperangan," ujar Marley, seperti dikutip majalah sepakbola Perancis, Mondial.

Kecintaannya pada sepakbola tak ia lepas begitu saja. Hobinya memang mendasar pada sepakbola. Sebuah hobi yang identik dengan protes sosial bagi rakyat miskin kota. Sebuah hobi murah yang hanya membutuhkan bola seadanya dan ruang yang kalau pun terpaksa, jalan raya tak mengapa. 

Setiap kali Bob Marley manggung, bola tidak pernah terpisahkan darinya. Ia juga beberapa kali dengan band-nya The Wailers, akan bermain sepak bola kapan pun dia mau. Seperti misalnya, di belakang panggung saat ia tengah check sound sebelum naik ke atas panggung. Marley pun terkesan tidak pernah kehabisan akal agar ia dapat bermain sepak bola. Misalnya selama melakukan tur ke penjuru dunia, bus yang digunakan oleh Marley pun dilengkapi televisi. Hal itu dilakukan agar sang superstar bisa menonton pertandingan. 

Tidak hanya itu, pada para wartawan yang hendak mewawancarainya, ia selalu mengatakan: "Jika Anda ingin mengenal saya, Anda harus terlebih dulu bermain sepak bola melawan saya dan Wailers."

“Football is a whole skill to itself. A whole world. A whole universe to itself. Me love it because you have to be skilful to play it! Freedom! Football is freedom!” Ia menambahkan, “Football is part of I, When I play the world wakes up around me.” katanya saat ditanya mengenai sepakbola.

Perdamaian memang menjadi salah satu misi Bob Marley dalam bermain musik, ia berhasil menjadi sosok yang cukup fenomenal dengan karya-karya nya yang berisi pesan tentang perlawanan terhadap ketidakadilan. Dalam perjalanan karirnya sebagai musisi, Bob Marley pernah mencatatkan sejarah atas keberhasilannya meredam konflik politik yang terjadi di negara asalnya, Jamaika, lewat sebuah konser. Konser yang diselenggarakan saat gesekan dua partai besar Jamaika kala itu. Bob tak berafiliasi dengan politik, apalagi bergabung dengan salah satu partai. Dia hanya menginginkan kedamaian.

Sebelum kepergiannya menemui Jah, Marley sempat menjelajah Swiss, Jerman, Prancis, Inggris, Norwegia, Swedia, Denmark, Belgia, Belanda, Italia, Spanyol, Irlandia, Skotlandia, dan Wales selama Mei-Juli, Bob Marley and the Wailers mengambil jeda sebelum melanjutkan tur di Amerika Serikat. Pada September, tur di Amerika mulai.

Konser terakhir Marley diadakan pada 23 September 1980 di Stanley Theater, Pittsburgh. Dua hari sebelumnya, Marley pingsan saat sedang jogging. Ia dibawa ke rumah sakit, dan di sana diketahui kalau kanker sudah merambat ke otaknya. Tur dihentikan, dan Marley dibawa ke Jerman untuk berobat alternatif ke Josef Issels.

Namun pengobatan alternatifnya gagal tak menemukan titik terang. Rohnya sedang dipeluk oleh Jah. Pengobatannya diiringi kesedihan bagi sekian banyak penduduk bumi. Bob menghembuskan nafas terakhirnya di Miami Hospital pada 11 Mei 1981 di usia 36 tahun.

Penulis : Vikri Mahbub, wartawan Beritabangsa.id.

COMMENTS

Pengunjung Hari ini

Nama

Advertorial,27,Berita-Investigasi,18,Berita-Terbaru,318,Berita-Utama,277,Daerah,113,Hobby,13,Hukum-Kriminal,93,Internasional,31,Kesehatan,12,Nasional,94,Pemerintah,59,Perumahan,10,Politik,43,Polri,151,Religi,67,Sejarah,1,Selebritis,1,Seni-Budaya,7,Technology,24,TERBARU,40,TNI,44,UTAMA,11,
ltr
item
Media Nusantara Situs Pemberitaan Indonesia hingga Dunia: Dua Cinta Bob Marley: Musik dan Sepakbola, Simbol Persatuan di Tengah Perpecahan
Dua Cinta Bob Marley: Musik dan Sepakbola, Simbol Persatuan di Tengah Perpecahan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGmAQVUJyHxZGzvYJy0tT2lVLzGtYsk-YSieIbztUttFlkzYhqpih8ztuGf1L4uQL8HyLut5cJgv9ctlDRmy7c0x0p7aPUzXlDpB5wG-4z5dG26pInLw6cQMwb_X3q6HPJy2WMohudeGrRj3vrvD1EtHryDF4KTso_8uXCYnoBYmpQx9AOJFzPrqZ41fw/s320/1712651101707.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGmAQVUJyHxZGzvYJy0tT2lVLzGtYsk-YSieIbztUttFlkzYhqpih8ztuGf1L4uQL8HyLut5cJgv9ctlDRmy7c0x0p7aPUzXlDpB5wG-4z5dG26pInLw6cQMwb_X3q6HPJy2WMohudeGrRj3vrvD1EtHryDF4KTso_8uXCYnoBYmpQx9AOJFzPrqZ41fw/s72-c/1712651101707.jpg
Media Nusantara Situs Pemberitaan Indonesia hingga Dunia
https://www.medianusantara.co.id/2024/04/dua-cinta-bob-marley-musik-dan.html
https://www.medianusantara.co.id/
https://www.medianusantara.co.id/
https://www.medianusantara.co.id/2024/04/dua-cinta-bob-marley-musik-dan.html
true
4129672720319406382
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy