Media Nusantara || PROBOLINGGO - Hari Guru Nasional diperingati bersamaan dengan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 Novem...
Media Nusantara || PROBOLINGGO - Hari Guru Nasional diperingati bersamaan dengan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November setiap tahunnya.
Peringatan itu merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada setiap guru, atas perngorbanan dan dedikasinya dalam melakoni tugas mulia mendidik generasi emas bangsa.
Namun, di balik peringatan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun itu, masih saja terselip kisah tak mengenakan dari para ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ ini. Di mana, selain menjadi tulang punggung pendidikan, mereka masih harus membanting tulang menjadi pejuang rupiah.
Itulah yang dirasakan Herniati Mediani (59) salah satu guru honorer di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Karenglor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
Sudah 5 tahun sejak 2017, Herniati menyambi pekerjaan sebagai driver ojek online. Dua profesi itu ia jalani sekaligus.
Bagi Herniati, guru adalah jalan pengabdian. Statusnya mulia di mata masyarakat. Di situ, ia juga menggantungkan banyak harapan.
Sementara Ojol, menjadi penambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Herniati biasanya mangkal bersama rekan sesama ojol di warung dekat Museum Probolinggo. Ia mengatakan, dalam sehari bisa mendapatkan pemasukan sekitar Rp50 ribu hingga Rp60 ribu.
Pekerjaannya sebagai Ojol, dilakukan Herniati selepas melaksanakan tugasnya sebagai guru di sekolah.
Adapun motivasi lain Herniati menjadi ojol selain menambah penghasilan, yakni menambah wawasannya.
Ia menilai, kemajuan teknologi harus selalu diikuti oleh guru sepertinya, agar tidak ketinggalan zaman.
Menjadi driver ojek online perempuan, dikatakan Herniati, tentu memiliki tantangan.
“Kalau tantangannya tentu ada, khusus untuk ojol wanita itu tantangannya hujan dan ambil penumpang malam hari,” tuturnya diwawancari BeritaBangsa.com.Jumat (25/11/2022).
Bersamaan dengan Hari Guru Nasional tahun 2022 ini, Herniati pun berharap profesi guru agar selalu dihargai dan diberikan ruang gerak, untuk menjalani pekerjaannya dengan baik.
Poses belajar mengajar, kata Herniati, juga tak terlepas dari terjadinya konflik atau permasalahan. Demikian jika terjadi masalah, ia berharap orang tua bisa bermusyawarah dengan pihak sekolah dan guru untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kalau misal ada masalah dengan guru jangan langsung lapor ke polisi, sebab bagaimanapun juga semua guru pasti punya berbagai permasalahan di sekolah,” tandasnya.
Penulis :Redaksi
Penulis :Redaksi
Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"
"Berita Terbaru Lainnya"
COMMENTS