Medianusantara.co.id || SURABAYA ,- 45hari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMMDN) berlangsung, kini 27 peserta harus kemb...
Medianusantara.co.id || SURABAYA,- 45hari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMMDN) berlangsung, kini 27 peserta harus kembali ke daerahnya masing-masing.
Sebagai tanda perpisahan, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar pelepasan mahasiswa peserta program PMMDN Tahun 2021 pada Rabu (19/1) di Gedung Graha Prof. Dr. H. Roeslan Abdulgani.
Selain digelar secara langsung, kegiatan ini juga diikuti peserta PMM yang sudah kembali ke daerah asalnya secara luring.
Turut hadir langsung Rektor Untag Surabaya beserta Wakil Rektor I dan II, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Dekan dari seluruh fakultas, tim MBKM, dan Dosen Modul Nusantara.
Pada program PMM ini Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMMDN) mengikuti perkuliahan dan mengikuti kegiatan modul nusantara.
Rektor Untag Surabaya menyampaikan pesan kepada peserta PMM DN untuk terus mengisi kemerdekaan dengan jiwa patriot sejati dan tidak mendahulukan egosentris.
“Artinya, semboyan Bhineka Tunggal Ika itu nyata adanya, walaupun berbeda tetapi tetap satu. Selama kalian disini saling menghormati antar suku dan agama,” ujarnya.
Turut melepas mahasiswa peserta PMMDN, Wakil Rektor I, Harjo Seputro, menambahkan salah satu capaian dari kegiatan ini adalah kompetensi sosial. Tujuannya untuk menyatukan berbagai latar belakang perbedaan prodi, suku, agama dari daerah masing-masing.
“Jadikan ini menjadi pemicu dalam bersilaturahmi, bergotong royong, dan berbaur,” katanya.
Harjo juga menyampaikan akan sangat terbuka menerima kembali mahasiswa PMM di tahun 2022 dan kami akan membuat program yang lebih inovasi.
Pada kesempatan tersebut, lima perwakilan peserta menyampaikan kesan dan pesan. Mahasiswa Universitas Prima Indonesia, Agung Edo Sihombing berterimakasih kepada Untag Surabaya telah memberikan fasilitas yang mumpuni, serta dosen yang dapat membimbing dan mengenalkan budaya Surabaya, dia mengaku bangga menjadi bagian dari keluarga Untag Surabaya.
Sama halnya dengan Mahasiswa Universitas Tadulako, Mohammad Nuralify yang ingin bertahan lama di Untag Surabaya namun harus kembali ke daerahnya dan berharap angkatan kedua dapat dilakukan dengan jangka waktu lebih lama.
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Muhammad Arsil berharap agar dapat mengimplementasikan ilmunya ke daerah masing-masing seperti kata Ki Hajar Dewantara. “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru,” katanya.
Ditemui saat wawancara, Dosen Modul Nusantara, Eddy Wahyudi, menceritakan sedikit pengimplementasian modul nusantara yang telah dilakukan peserta PMM DN yakni melakukan refleksi atau mengevaluasi materi, mendatangkan narasumber yang inspiratif, dan melakukan kontribusi sosial dengan mengajar di TPA Kalijudan dan pengabdian di desa binaan.
“Ada perubahan kelembagaan dari masyarakat lokalisasi, masyarakat prostitusi dibudidayakan untuk kegiatan ekonomi,” ucapnya.
Sementara itu, tim Pokja MBKM, Dwi Harini Sulistyawati, memandang PMM ini seperti miniatur Indonesia yang menyatu dalam keberagaman dan perbedaan bahkan peserta bisa membaur dengan mahasiswa regular yang ada di Untag Surabaya. Menurutnya program PMM sangat bagus untuk mahasiswa, mereka diberi peluang untuk eksplor secara langsung dalam bidang industri maupun sosial.
“Ayo mahasiswa daftar dan pilih kegiatan yang kalian inginkan, karena akan menjadi pengalaman berharga untuk kalian,” bebernya.
Penulis : Surya
Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"
"Berita Terbaru Lainnya"
COMMENTS